Saya Kecewa Ikut Tes Seleksi Calon Mahasiswa GKI! -edisi refleksi-
25 November, Deruan suara kereta pada subuh yang syahdu itu mengiring langkahku menuju tempat yang ku beri panggilan PERTARUNGAN MAHA DASHYAT,
dimana pikirku, harga diri seorang Natanael akan dipertaruhkan dalam sebuah kompetisi yang tak terkira:
Apakah seperti pada lomba yang sering aku ikuti? dimana setiap peserta berjuang mati-matian merebut sebuah title CHAMPION, dan harus menendang kalah semua peserta yang ingin mengusik niat itu.
Apakah seperti lomba, dimana setiap peserta hanya berpikiran:"Di lomba ini hanyalah aku yang terbaik! musuhku tak akan bisa mengganggu jalanku menuju kemenangan!"
Belum selesai berpikir seperti itu, mengusik juga pikiran-pikiran lain:
Bagaimana para pesaingku akan menjatuhkan aku. Bagaimana mereka akan mementingkan ego mereka. Bagaimana mereka akan angkuh se angkuh-angkuhnya.Bagaimana mereka akan dingin terhadap aku.
Pikiran itu mengusik ketenangan perjalanan yang tenang sejauh ratusan kilometer, Playlist, Buku Max Weber, dan sekalipun kopi di kereta api gagal menenangkanku selama dalam perjalanan. Sungguh perjalanan yang panjang
=====
Akhirnya aku ikut test itu dalam hari, dan ternyata,
AKU KECEWA karena aku sempat berpikir buruk mengenai 'Kompetisi ini"
Dimana dalam kompetisi ini bukan "MEREBUT" kemenangan, tetapi "MEMPERJUANGKAN" kemenangan. Dimana para 'pesertanya' tidak saling menjatuhkan, tetapi menguatkan.
Dimana dalam kompetisi ini tidak ada gelar CHAMPION, tetapi gelar MAHASISWA TEOLOGIA yang berujung pada gelar PDT.
AKU KECEWA berpikir mengenai teman-temanku disana.
Dimana disana tidak ada "pertemanan" apalagi "persahabatan!
Disana hanyalah ada KELUARGA. Keluarga yang saling meguatkan, saling mendoakan.Saling membagi suka dan dukanya, meembagi kelebihan dan menutupi kekurangannya satu dengan yang lain.
Dimana kami hanya mempunyai sebuah komitmen:
AKU KECEWA mengapa hanya bertemu 3 hari saja. Aku ingin mereka selalu hadir didekatku langsung, walaupun ku tau mereka selalu hadir di pikiranku.
Entah mengapa kekecewaan ini sungguh mendalam.
Merasa bodoh ketika menilai mereka dalam kereta api beberapa waktu lalu
Penyesalan selalu datang terlambat.
===
Deruan kereta api 29 November sangat berbeda dengan deruan kereta yang terakhir kudengar. Deruan kereta api pada malam itu mengiringku masuk kedalam memoriku yang paling dalam, dimana tergambar jelas senyum mereka, wajah cantik dan tampan mereka, tergambar bagaimana mereka sunguh baik hati dan menjadikan aku bagian dalam keluarga mereka.
Seakan seperti sebuah ukiran di dalam batu, sangat sulit melupakan orang-orang yang hadir dalam hidupku, yang hanya 3 hari saja bertemu.
Di tengah perjalan teringat juga kekecewaan ku yang mendalam tadi, dan hanya bisa berharap, kekecewaan itu akan hilang, ketika keluargaku itu akan bersama-sama masuk ke jenjang Teologia.
Sungguh Perjalanan yang singkat, tak cukup waktu buatku untuk menyelam lebih dalam memori kita bersama, selain mengingat kalian dalam doa.
Semoga Kita adalah Dux Servus qui Conscientia et Compassione, Ad Maiorem dei Gloriam (Pelayan Yang mempunyai hati nurani yang benar dan berbela rasa, demi kemuliaan Tuhan yang Lebih besar)
Selamat malam para calon pendeta masa depan.
Optimis Masa depan GKI ada di tangan kita, Gunsa Squad 2016
dimana pikirku, harga diri seorang Natanael akan dipertaruhkan dalam sebuah kompetisi yang tak terkira:
Apakah seperti pada lomba yang sering aku ikuti? dimana setiap peserta berjuang mati-matian merebut sebuah title CHAMPION, dan harus menendang kalah semua peserta yang ingin mengusik niat itu.
Apakah seperti lomba, dimana setiap peserta hanya berpikiran:"Di lomba ini hanyalah aku yang terbaik! musuhku tak akan bisa mengganggu jalanku menuju kemenangan!"
Belum selesai berpikir seperti itu, mengusik juga pikiran-pikiran lain:
Bagaimana para pesaingku akan menjatuhkan aku. Bagaimana mereka akan mementingkan ego mereka. Bagaimana mereka akan angkuh se angkuh-angkuhnya.Bagaimana mereka akan dingin terhadap aku.
Pikiran itu mengusik ketenangan perjalanan yang tenang sejauh ratusan kilometer, Playlist, Buku Max Weber, dan sekalipun kopi di kereta api gagal menenangkanku selama dalam perjalanan. Sungguh perjalanan yang panjang
=====
Akhirnya aku ikut test itu dalam hari, dan ternyata,
AKU KECEWA! SANGAT-SANGAT KECEWA! KECEWA MELEBIHI APAPUN YANG ADA!
AKU KECEWA karena aku sempat berpikir buruk mengenai 'Kompetisi ini"
Dimana dalam kompetisi ini bukan "MEREBUT" kemenangan, tetapi "MEMPERJUANGKAN" kemenangan. Dimana para 'pesertanya' tidak saling menjatuhkan, tetapi menguatkan.
Dimana dalam kompetisi ini tidak ada gelar CHAMPION, tetapi gelar MAHASISWA TEOLOGIA yang berujung pada gelar PDT.
AKU KECEWA berpikir mengenai teman-temanku disana.
Dimana disana tidak ada "pertemanan" apalagi "persahabatan!
Disana hanyalah ada KELUARGA. Keluarga yang saling meguatkan, saling mendoakan.Saling membagi suka dan dukanya, meembagi kelebihan dan menutupi kekurangannya satu dengan yang lain.
Dimana kami hanya mempunyai sebuah komitmen:
Masuk Teologi-Lulus-dan Tahbisan akan dilakukan bersama-sama
AKU KECEWA mengapa hanya bertemu 3 hari saja. Aku ingin mereka selalu hadir didekatku langsung, walaupun ku tau mereka selalu hadir di pikiranku.
Entah mengapa kekecewaan ini sungguh mendalam.
Merasa bodoh ketika menilai mereka dalam kereta api beberapa waktu lalu
Penyesalan selalu datang terlambat.
===
Deruan kereta api 29 November sangat berbeda dengan deruan kereta yang terakhir kudengar. Deruan kereta api pada malam itu mengiringku masuk kedalam memoriku yang paling dalam, dimana tergambar jelas senyum mereka, wajah cantik dan tampan mereka, tergambar bagaimana mereka sunguh baik hati dan menjadikan aku bagian dalam keluarga mereka.
Seakan seperti sebuah ukiran di dalam batu, sangat sulit melupakan orang-orang yang hadir dalam hidupku, yang hanya 3 hari saja bertemu.
Di tengah perjalan teringat juga kekecewaan ku yang mendalam tadi, dan hanya bisa berharap, kekecewaan itu akan hilang, ketika keluargaku itu akan bersama-sama masuk ke jenjang Teologia.
Sungguh Perjalanan yang singkat, tak cukup waktu buatku untuk menyelam lebih dalam memori kita bersama, selain mengingat kalian dalam doa.
Semoga Kita adalah Dux Servus qui Conscientia et Compassione, Ad Maiorem dei Gloriam (Pelayan Yang mempunyai hati nurani yang benar dan berbela rasa, demi kemuliaan Tuhan yang Lebih besar)
Selamat malam para calon pendeta masa depan.
Optimis Masa depan GKI ada di tangan kita, Gunsa Squad 2016
Keren-keren :3
BalasHapus